fbpx
Anjuran untuk Menggantungkan Harapan Hanya Kepada Allah

Table of Contents

Rahmatanlilalamin.or.id – Seluruh alam dan seisinya tidak akan mampu menimpakan kepada kita semua sebuah keburukan tanpa seizin dan kehendak Allah swt. Begitupun sebaliknya seluruh alam tidak akan mampu melindungi diri kita semua dari keburukan-keburukan yang telah Allah takdirkan.

Ketahuilah bahwasannya Allah swt. memiliki sifat Ash-Shamad yang bermakna seluruh makhluk bergantung pada-Nya, yaitu berlindung kepada-Nya. Allah swt. sebgai Ash-shamad adalah Yang dituju dalam semua harapan, Yang dimintai bantuan dalam setiap musibah dan yang dimintai tolong ketika susah dan bencana.

Salah Satu nama Allah yaitu Ash-Shamad telah diseutkan dalam QS. Al-Ikhlas sebagai berikut.

“Katakanlah, “Dia-lah Allah, yang Mahaesa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (Q.S. Al-Ikhlas: 1-2).

Disetiap detik kehidupan, disetiap langkah perjalanan, Kita semua membutuhkan Allah Swt. Jika kita tidak kembali kepadanya dengan sukarela, Maka kita akan kembali dalam keadaan terpaksa. Maka segeralah untuk kembali kepada-Nya demgan sukarela.

Saat waktu panen tak kunjung tiba, petani membutuhkan hasil panen tersebut. Sementara air hujan tidak kunjung datang. Dia akan menengadahkan tangan ke langit seraya berkata, “Ya, Allah!”

Saat gelombang laut datang menghempas kapal. Turbulensi menerjang pesawat. Seketika seluruh penumpang terdiam. Dalam hati dan lisan mereka berkata, “Ya Allah!”

Saat di rumah sakit, monitor rekam jantung menampilkan garis yang hampir lurus. Denyut nadi dan nafas semakin melemah. Saat itu dalam benak Anda hanya akan ada satu nama, “Ya Allah!”.

Kata Allah saja cukup untuk membungkam kedustaan terbesar dalam kehidupan. Dalam hati setiap manusia, dalam setiap sel-selnya, serta pembuluh darahnya terdapat bagian-bagian yang mengenal Allah Swt dengan baik, bersujud dan bertasbih kepada-Nya. Bahkan orang kafir sekalipun, saat masih kafir, ketika mendengarkan Al-Quran dia akan tunduk.

Salah satu kisah yang cukup terkenal adalah saat Rasululullah Saw pernah membacakan An-Najm kepada kaum musyrikin Mekkah di Masjidil Haram. Belum selesai beliau membacanya, mereka pun bersujud, mereka semua bersujud. Bahkan mereka yang dulu pernah mengusir , menyakiti dan merencanakan pembunuhan beliau, juga ikut bersujud.

Bagian-bagian dalam sel-sel tubuh dan pembuluh darah mereka memancarkan kekuatan iman yang dahsyat sehingga membuat mereka menyungkur dan bersujud.

Dalam kondisi kita seperti sekarang ini. Yakinlah, Allah Swt sebagai Ash-Shamad menjadi satu-satunya Dzat kita menggantungkan harap. Teruslah berdoa, mengetuk pintu langit dengan segala kerendahan kita. Berharap, Allah Swt mengangkat pandemi ini secepatnya.

Mintalah Semuanya Dengan Berdo’a

Do’a adalah senjata terakhir yang dimiliki oleh seorang muslim dalam meminta pertolongan serta memenuhi segala hajatnya. Do’a juga merupakan salah satu bentuk ketaqwaan seorang hamba kepada Allah Swt. dan tentunya memiliki nilai pahala. Dengan do’a segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin yang jauh menjadi dekat serta yang sempit menjadi luang.

Setiap hari sekurang-kurangnya kita mengucapkan 17 kali janji kepada Allah “ Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan”. Dengan itu sudah seharusnya kita meminta pertolongan atas segala ujian serta kesulitan dalam hidup hanya kepada Allah.

Ketuklah pintu-pintu langit dengan memanjatkan do’a-do’a kita, mintalah semua hajat hanya kepada-Nya. karena sesungguhnya Allah swt. akan mendengar dan mengabulkan setiap do’a yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya.

Terlebih disaat seperti yang terjadi saat ini, dalam kondisi yang serba dibatasi dan serba sempit ini, marilah kita langitkan do’a-do’a kita, semoga keadaan ini segera pulih dan semunya berjalan dengan normal kembali.