fbpx

Table of Contents

Kemuliaan hari arafah – Tanggal 9 Dzulhijjah atau yang dikenal dengan hari Arafah merupakan hari yang sangat mulia. Tak hanya bagi umat islam yang menjalankan ibadah haji, kemuliaan hari Arafah juga dapat diraih oleh umat islam yang tidak menjalankan ibadah haji.

Pada hari ini, umat islam yang sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci sedang wukuf di Padang Arafah. Wukuf di Padang Arafah merupakan rukun ibadah haji yang paling penting sehingga rasulullah mengatakan “haji itu arafah”.

Hari Arafah

Begitu pentingnya wukuf di Padang Arafah bagi jama’ah haji, sampai orang yang dalam keadaan sakit beratpun tetap diwajibkan untuk mengikuti rukun haji ini untuk keabsahan ibadah haji yang ditunaikannya.

Kemudian di padang Arafah mereka akan mendengarkan khutbah Arafah dan menghabiskan waktu untuk memanjatkan do’a kepada Allah Ta’ala. Dalam hal ini, hari Arafah menjadi hari terbaik untuk memanjatkan do’a. Rasulullah SAW bersabda :  “Doa terbaik adalah doa pada hari Arafah.” (Riwayat At-Tirmidzi dengan sanad hasan).

Adapun waktu yang paling utama untuk memanjatkan do’a di hari Arafah ini adalah semenjak Dzuhur sampai masuk waktu Magrib.

Waktu terbaik dalam berdo’a ini tak hanya berlaku bagi mereka yang sedang berada di Padang Arafah. Namun, bagi Muslimin secara umum yang berada di berbagai pelosok dunia. Al-Hafidh Ibnu Rajab Rahimahullah dalam kitabnya Latha’iful Ma’arif mengatakan, “Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka serta doa mustajab bagi jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah dan bagi semua umat Islam di semua negeri.”

Selain itu, bagi umat islam yang tidak melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk berpuasa pada hari Arafah. Ibadah Puasa pada hari arafah memiliki keutamaan yang amat besar bagi kaum muslimin yakni dihapuskannya dosa-dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Meraih Kemuliaan Hari Arafah dengan Muhasabah dan Taubat

Hari Arafah

Hari Arafah merupakan momentum tepat bagi seluruh umat muslim bermuhasabah dan bertaubat. Dalam hal ini Rasulullah telah memberikan suri tauladan yang sangat luar biasa bagi umatnya. Meskipun beliau telah mendapat jaminan pengampunan dosa, ketika wukuf di Arafah dalam haji wada beliau menengadahkan kedua tangannya dalam waktu yang amat panjang sekali.

Hal itu beliau lakukan mulai dari waktu Dzuhur hingga terbenam matahari. Jika dihitung kurang lebih sekitar enam jam Nabi SAW berdoa tanpa diselangi dengan kegiatan yang lain.

Jika seorang Nabi SAW yang telah mendapat jaminan ampunan atas dosa dan kesalahan saja bermunajat dalam waktu yang cukup lama, bagaimana dengan kita yang berlumur dosa? Bagaimana dengan kita yang tak bisa terhindar dari dosa dan khilaf, bahkan bisa saja setiap saat melakukan dosa? Bukankah seharusnya kita lebih lama dalam bermunajat dan berdoa memohon ampunan pada Allah?

Dengan demikian hari Arafah ini menjadi hari terbaik bagi seluruh umat islam di muka bumi ini untuk berintrospeksi diri dan bersimpuh kembali pada Allah. Mengharap ampunan dari-Nya serta melepas semua sifat buruk yang ada dalam diri dengan bertaubat.

Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih terhadi, hari Arafah ini dapat kita jadikan sebagai momentum untuk lebih mengenali diri sendiri serta maksud dan tujuan diciptakannya kita di muka bumi ini.

Pengenalan diri yang baik akan menghindarkan diri dari sifat sombong, takabbur dan egois. Mengenal diri sendiri juga dapat menjadikan kita lebih mengenal Allah. Imam Al-Ghazali menyebutkan “Man ‘arafa nafsahu ‘arafa rabbahu” yang artinya barang siapa mengenal dirinya, dia akan mengenal rabb nya.

Seseorang yang mengenali diri sendiri dan mengenal Allah ia akan mengetahui arah perjalanan hidup mereka serta senantiasa memperbaiki keadaannya. Selanjutnya, bagi seorang muslim yang mengetahui maksud dan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, maka mereka akan tampil sebagai pribadi yang amanah dan bertanggung jawab.

Mereka akan mengisi hari-harinya dengan amal-amal shaleh dan sebisa mungkin menghindarkan diri dari perbuatan dosa.

Baca Juga : Keutamaan dan Kemuliaan Hari Arafah

Selanjutnya ditengah kondisi pandemi Covid-19 yang menjadikan semuanya berada dalam kedaruratan, hari arafah ini merupakan momentum untuk bertaubat kepada Allah. Sebab taubat merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mendapatkan limpahan rahmat dan kasih sayangnya.

“Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, Sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakan harta anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh : 10-12)

Karena itu, mari kita raih kemuliaan hari Arafah dengan menjadikannya sebagai momen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah baik mahdhoh maupun goiru mahdhah. Mari kita isi hari Arafah ini dengan memperbanyak istighfar, dzikir, shalat, do’a serta menangisi dosa-dosa yang telah berlalu serta mengharap ampunan dan rahmat Allah Ta’ala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *