fbpx

Table of Contents

Kisah Abu Bakar dan Umar bin Khatab – Abu Bakar dan Umar bin Khattab merupakan khalifah yang meneruskan perjuangan Rasulullah setelah beliau meninggal.

Keduanya merupakan sahabat nabi dan khalifah yang senantiasa hidup dalam kesederhanaan. Selama menjadi khalifah banyak daerah yang berhasil ditaklukan oleh keduanya sehingga dakwah islam semakin luas. Namun, keduanya tidak tinggal di istana yang megah dan tidak juga berpakaian mewah. Bahkan, dikisahkan Abu Bakar yang semasa hidupnya kaya raya, saat meninggal dunia tak meninggalkan sepeserpun harta.

Kisah abu bakar dan umar bin khattab
Kisah Abu Bakar dan Umar bin Khatab

Selain menjadi seorang khalifah yang senantiasa hidup dalam kesederhanaan, Abu Bakar dan Umar bin Khattab merupakan dua sahabat yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Keduanya senantiasa berlomba-lomba dalam mengamalkan perintah Rasulullah, termasuk dalam hal mengeluarkan harta untuk bersedekah.

Pada suatu pagi, Umar bin Khattab pernah berkata “Di setiap amalku, aku selalu mencoba untuk bisa mengalahkan (amalan) Abu Bakar.”

Dilansir dari bincangsyariah.com Abdurrahman as-Syarqawi dalam kita al-Khalifah al-Ula menceritakan bahwa di suatu pagi seusai shalat subuh, Rasulullah Saw menghadap kepada para sahabat-sahabatnya dengan penuh cinta. Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada mereka.

“Siapa gerangan yang pagi ini dalam keadaan berpuasa?”

Umar bin Khattab menjawab “Wahai Rasul, semalam aku tidak berniat puasa, maka hari ini aku tidak berpuasa.”

Rasulullah mengangguk pada Umar. Kemudian beliau menyapu pandangan ke seluruh penjuru, menunggu jika ada sahabat lain yang ingin menjewab.

Dengan memberanikan diri, Abu Bakar lirih menjawab : “Semalam aku juga tidak berniat puasa wahai Rasul, tetapi pagi ini aku berpuasa, insyaallah.”

Rasulullah mengangguk seraya tersenyum pada Abu Bakar yang ditatap tertunduk malu.

“Siapa diantara kalian yang hari ini telah menjenguk orang sakit?” Rasulullah kembali bertanya.

Umar bin Khattab kembali menjawab: “Wahai Rasul, kita belum keluar sejak shalat subuh tadi, bagaimana bisa ada yang telah menjenguk orang sakit?” Para sahabat yang lain mengangguk seraya membenarkan jawaban Umar yang masuk akal.

Abu Bakar menjawab dengan lirih “Saudara kita, Abdurrahman bin Auf sakit wahai Rasul, maka dalam perjalanan ke mesjid tadi, aku menyempatkan diri sejenak untuk menjenguknya.”

“Segala puji bagi Allah” Rasul kembali tersenyum seraya menatap Abu Bakar. Kemudian Rasulullah bertanya lagi “Siapakah yang hari ini telah memberi makan fakir miskin?”

“Kami semua berada disini sejak shalat berjamaah tadi,” Jawab Umar bin Khattab dengan tegas. “Kami belum sempat bersedekah wahai Rasul.” Sambungnya sambil harap-harap cemas menantikan jawaban Abu Bakar.

Apakah kali ini Abu Bakar juga telah melakukannya? Abu Bakar terdiam dan bungkam. Umar bin Khattab merasa lega dan iya tidak yakin Abu Bakar juga telah melakukannya seperti amalan yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Bicaralah, wahai Abu bakar!” Ucap Nabi memecah keheningan.

“Aku malu wahai rasul” Abu Bakar menunduk. Suaranya kemudian senyap-senyap terdengar “Memang tadi di luar mesjid kulihat seorang fakir sedang duduk menggigil, sedang di genggaman putraku ‘Abdurrahman ada sepotong roti. Maka kuambil roti itu dan kuberikan pada lelaki itu.”

Mendengar jawaban Abu Bakar seluruh sahabat yang berada di dalam mesjid terkaget-kaget. Di pagi itu setidaknya ada tiga amalan yang dirasa tidak mungkin dan semuanya telah dilakukan oleh Abu Bakar, sedangkan mereka belum satupun melakukannya.

Baca Juga : Sedekah Terbaik, Kisah Abu Bakar dan Utsman bin Affan

Sahabat, Kisah Abu Bakar dan Umar bin Khatab berlomba dalam kebaikan merupakan kisah yang seharusnya kita teladani. Sebab, berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan hal yang baik dan dianjurkan oleh rasulullah. Dengan berlomba-lomba dalam kebaikan kita akan termotivasi untuk semakin banyak dalam melakukan kebaikan-kebaikan.

Perlu diingat, bahwasannya setiap amal yang diterima adalah amal yang dikerjakan ikhlas karena Alllah ta’ala, dengan demikian berlombalah dalam kebaikan dengan semata-mata mengharap ridha Allah semata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *