fbpx

Table of Contents

Abu Thalhah Al Anshori – Diantara ciri dari para sahabat Nabi Muhammad SAW ialah selalu mendengarkan dan menaati setiap instruksi dan anjuran yang disampaikan oleh Rasulullah (sami’na wa atha’na). Hal itu juga menjadi tanda betapa besarnya rasa cinta mereka kepada Rasulullah SAW.

Banyak kisah para sahabat yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan kita dalam kehidupan sehari-hari. Diantara banyaknya sahabat Nabi, ada salah satu sahabat yang kisahnya masyhur khususnya kisahnya dalam menyedekahkan harta yang dicintainya. Ia adalah Abu Thalhah Al Anshori yang memiliki nama asli Zaid bin Sahl al-Khazraji.

Abu Thalhah Al Anshori

Abu Thalhah merupakan merupakan golongan Anshar yakni warga kota Madinah. Ia memeluk Islam melalui perantara Ummu Sulaim, hal itu bermula ketika Abu Thalhah hendak melamar perempuan yang juga merupakan ibunda dari Anas bin Malik tersebut.

Waktu itu Ummu Sulaim meminta kepada Abu Thalhah untuk memeluk islam sebagai mahar dari pernikahannya. “Sungguh aku tertarik padamu. Orang semulia Anda tak pantas untuk ditolak. Namun, Anda seorang laki-laki kafir. Sementara aku adalah seorang Muslimah. Kalau engkau berkenan untuk memeluk Islam, itulah maharmu untukku. Aku tak meminta hal apapun selain itu,” Ungkap Ummu Sulaim.

Mendengar itu, Abu Thalhah pergi segera menuju ke berhala kayu yang biasa ia sembah. Tak lama setelah itu, Ummu Sulaim lewat di depannya. “Wahai Abu Thalhah, apakah engkau tidak malu menyembah potongan pohon? Sebagian benda itu engkau jadikan sebagai tuhan. Sedangkan sebagian yang lain kau jadikan alat pengaduk roti.” Ungkap perempuan itu.

Mendengar hal itu Abu Thalhah merasa malu dan kemudian berdiri serta bertanya kepada Ummu Sulaim, “Lantas siapa yang akan mengajariku tentang Islam?”

“Aku bisa mengajarimu. Ucapkanlah, ‘Asyhaduan laa ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah.’ Lalu hancurkan dan buanglah berhala itu,” kata Ummu Sulaim.

Abu Thalhah pun melaksanakan apa yang disarankan wanita. Setelah itu, Abu Thalhah resmi menjadi seorang muslim. Tak lama kemudian, keduanya melangsungkan pernikahan dan resmi menjadi suami-istri.

Suatu hari, Nabi SAW menerima wahyu yakni QS. Ali Imran ayat 92. Artinya, “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” Beliau lantas mengabarkan perihal ayat tersebut kepada seluruh muslimin.

Tak lama itu, Abu Thalhah mengetahui kabar turunnya firman Allah tersebut. Setelah mengetahuinya tanpa menunda waktu sedikitpun Abu Thalhah langsung bergegas menemui Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah,telah turun firman Allah kepada engkau, yakni (yang artinya) ‘Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai.’”

“Benar,” ungkap Nabi.

“Aku ingin mengamalkan apa yang telah diperintahkan Allah, yakni menyedekahan harta yang kucintai, wahai Rasulullah. Semoga sedekahku ini mendapatkan kebaikan sekaligus menjadi simpanan di sisi Allah,” Ucap Abu Thalhah.

Abu Thalhah lalu menyedekahkan kebun kurma yang dicintainya yakni ‘Kebun Bairuha’. Kebun kurma itu terletak persis di depan Masjid Nabawi. Tak hanya luas, kebun Bairuha juga ditumbuhi banyak pohon kurma yang subur dan berbuah manis.

Sahabat, ketika rasa cinta dan keimanan telah tumbuh dalam hati seorang mukmin, ia tak akan segan-segan untuk mengeluarkan harta milikinya di jalan Allah. Adapun memberikan harta yang paling dicintai untuk sedekah merupakan salah satu tanda besarnya iman dalam hati seorang mukmin.

Baca Juga : Ketika Wakaf Menjadi Gaya Hidup

Mengeluarkan harta yang dicintai untuk sedekah tentu bukanlah perihal yang mudah. Namun, semua itu akan terasa ringan ketika kita sudah terbiasa dengan amalan sedekah. Untuk itu, yuk kita bangun secara perlahan kebiasaan sedekah muali dari hal-hal kecil terlebih dahulu.

Perihal sedekah, jangan menunggu kaya baru kita sedekah, karena dengan sedekahlah kita akan kaya.

Siap sedekah? Klik tautan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *