fbpx

Table of Contents

Kisah Siti Hajar – Jika kita merasa lelah dengan kehidupan yang saat ini kita jalani, ingat dan renungkanlah kisah seorang istri Nabi Ibrahim as. yakni Siti Hajar. Dimana ia harus berlari sebanyak 7 kali dari bukit Shafa ke Marwa untuk mencari air demi sang anak Ismail a,s yang isak tangisnya mulai terbata-bata karena kehausan.

Salah satu ibu yang taat pada perintah Allah SWT ketika harus dipisahkan dengan sang suami Ibrahim as. di padang yang tandus, gersang dan tak tumbuh pepohonan apapun. Ketaatan tersebut didasari oleh kepercayaannya bahwa tidak ada satu perintah apapun dari Allah yang memiliki tujuan menyengsarakan umat-Nya.

Kisah Siti Hajar
Pada yang gersang dan tandus

Siti Hajar sepenuhnya meyakini bahwa di padang yang tandus dan gersang tersebut Allah akan menjaga dirinya dan juga anaknya Ismail a.s. Ia juga menjalani hari demi hari di padang tersebut dengan penuh kesabaran.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim : 37)

Hingga suatu hari hari, perbekalan habis dan Ismail kecil menangis karena kehausan. Ibu mana yang tega melihat buah hatinya menangis karena ada sesuatu yang belum bisa terpenuhi. Siti Hajarpun berlari dari bukit Shofa ke Marwa untuk mencari sesuatu yang munkin bisa diminum oleh anaknya atau seseorang mungkin bisa menolongnya.

Ia berlari sebanyak 7 kali antara bukti Shofa dan Marwa namun tak juga menemukan apa yang dicarinya serta orang yang dapat menolongnya. Hingga pada akhirnya keajaiban tiba, munculah air dari bawah kaki anaknya. Dan akhirnya Siti Hajar dan Ismail kecil dapat minum hingga merasa kenyang.

Selanjutnya, atas izin Allah SWT padang yang gersang tersebut menjadi hijau Kembali setelah lama kering dan tandus. Dan beberapa waktu kemudian ari itu makin lama makin melimpah dan malaikat Jibril pun berkata pada air tersebut “zam-zam” yang memiliki arti berkumpulah.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ bersabda: Semoga Allah merahmati Ummu Isma’il (Hajar), sekiranya dia tidak cepat-cepat (membendung air) tentulah air zam-zam akan menjadi mata air yang mengalir. (HR. Bukhari : 3112)

Baca Juga : Kisah Abu Dahda

Dari kisah siti hajar diatas kita bisa belajar bahwa Allah SWT akan selalu memberikan jalan bagi hamba-Nya yang senantiasa berdo’a dan menyempurnakannya dengan berusaha. Dalam keadaan sendirian dan kelelahan dalam berjuang, kita diharuskan untuk tetap optimis bahwa tidak ada satupun perintah Allah yang memiliki tujuan untuk menyengsarakan umat-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *