fbpx

Table of Contents

Dhuafa adalah mereka yang berada dalam kondisi lemah baik secara fisik, psikis, pengetahuan, kemauaan, finansial serta ekonomi. Yuk pahami makan pengertian dhuafa dalam islam dan hal-hal yang berkaitan dengannya dalam artikel ini lengkap.


Rahmatanlilalamin.or.id – Istilah dhuafa bukanlah kata yang asing di telinga umat Islam. Namun demikian, tidak sedikit orang yang belum memahami makna dhuafa secara mendalam.

Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan pengertian dhuafa baik secara bahasa maupun secara istilah lengkap dengan beberapa golongan yang termasuk ke dalamnya dan juga hadits atau dalil tentang anjuran untuk memerhatikannya.

Pengertian Dhuafa

Secara bahasa, kata dhuafa merupakan bentuk jamak dari katadhaif yang artinya lemah. Dengan demikian, dhaif dalam bentuk tunggal dan dhuafa dalam bentuk jamak yang meliputi orang-orang yang lemah kemampuan fisik, pengetahuan, keyakinan, kemauan dan juga secara ekonomi.

Berikut adalah beberapa aspek lemah dalam konteks dhuafa dan juga beberapa faktor yang menjadi latar belakangnya.

– Lemah dari segi kemampuan fisik, bisa terjadi karena belum cukup umur, lanjut usia, menyandang cacat fisik, maupun karena faktor kualitas kesehatan.

– Lemah dari segi pengetahuan, bisa dikarenakan faktor bawaan sejak lahir maupun keterbatasan akses dan kesempatan untuk mengikuti layanan pendidikan.

– Lemah dari segi kemauan dan keyakinan, bisa jadi karena tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengubah nasib, meningkatkan kesejahteraan, dan merancang masa depan anak-anak keturunan mereka untuk memotong rantai kemiskinan.

Istilah Dhuafa dalam Al-Quran

Dhuafa menjadi salah satu kosakata yang Allah sebutkan dalam Al-Quran dengan berbagai konteks dan bentuk perubahan katanya.  Dalam buku Alquran dan Kesejahteraan sosial karya Asep Usman Ismail disebutkan bahwa istilah dhuafa dengan segala perubahan katanya disebut sebanyak 8 kali yang tersebar dalam beberapa ayat dan surat.

Berikut adalah beberapa ayat yang berkaitan dengan istilah dhuafa dalam Al-Quran.

1. QS. An-Nisa Ayat 9

Pada QS An-Nisa ayat 9, disebutkan istilah “dhi’afan” yang merupakan bentuk perubahan kata dari dhuafa. Adapun arti makna lemah dalam ayat tersebut menyangkut dengan lemah dalam aspek kesejahteraan atau finansial. Berikut adalah ayat Al-Quran Surat An-Nisa ayat 9:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah (dhi’afan) , yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.”(QS An-Nisaa’: 9

2. Al-Qasas ayat 4

Selanjutnya, dalam QS. Al-Qasas ayat 4 disebutkan istilah “yastaḍ’ifu” yang juga merupakan bentuk perubahan kata dari dhuafa. Adapun makna dari istilah tersebut ialah menindas atau melemahkan.

Dalam ayat tersebut, dapat kita pahami bahwa dhuafa bisa juga berarti kaum yang lemah karena faktor penindasan dan kesewenang-wenangan pemimpin sebuah bangsa atau golongan.

Berikut adalah arti dari QS. Al-Qasas ayat 4: “Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak lakilaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.

3. At-Taubah Ayat 91

Dalam QS. At-Taubah ayat 91, kata “aḍ-ḍu’afā`i” memiliki arti orang-orang yang lemah. Lemah dalam ayat ini ialah lemah secara fisik yang tidak memungkinkan seseorang untuk ikut perang seperti lanjut usia, perempuan dan anak-anak, serta orang yang mengalami cacat fisik seperti buta, lumpuh, patah, dan lain sebagainya.

Berikut adalah arti QS. At-Taubah ayat 91: “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Baca Juga: Bakti Sosial dan Cek Kesehatan Dhuafa

Siapa yang Termasuk Pada Golongan Dhuafa?

Pengertian Dhuafa dalam Islam

Adapun yang termasuk ke dalam golongan kaum dhuafa antara lain sebagai berikut.

1. Orang Fakir dan Miskin

Orang fakir dan miskin ialah mereka yang tidak mencukupi harta atau finansial untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya. Kondisi tersebut terjadi karena tidak memiliki pekerjaan tetap ataupun telah memiliki pekerjaan namun tidak mampu mencukupi kebutuhan pokoknya.

Orang fakir dan miskin termasuk ke dalam golongan yang berhak menerima zakat dan berhak juga mendapatkan fidyah.

2. Anak-Anak Yatim

Anak yatim merupakan seorang anak yang ditinggal ayahnya dalam keadaan belum baligh, yang mana pada usia tersebut mereka masih memerlukan bimbingan dan dukungan seorang ayah secara materi.

Islam sangat memuliakan anak yatim dan menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk menyantuni dan menyayanginya.

Rasulullah SAW menjanjikan balasan berupa surga dan berada dekat dengannya di surga kelak bagi mereka yang ikhlas menggantikan posisi orang tuanya dan kemudian mencukupi segala kebutuhan anak tersebut.

3. Kaum difabel atau cacat fisik

Kaum difabel atau yang mengalami cacat secara biasanya mengalami kendala atau keterbatasan untuk mendapatkan akses pendidikan dan juga penghasilan, terlebih jika tidak didukung oleh keluarganya juga.

Dengan demikian, mereka yang lemah dalam aspek fisik ini termasuk ke dalam golongan dhuafa yang wajib di bantu.

4. Orang lanjut usia

Orang lanjut usia adalah orang tua yang sudah renta, mereka biasanya mengalami kelemahan daari aspek fisik dan psikis. Mereka tidak lagi mampu bekerja dan wajib dibantu secara finansial maupun kebutuhan pokoknya.

5. Janda Miskin

Ketika seorang perempuan yuang sudah menikah lalu kehilangan suaminya karena meninggal dunia, maka hilanglah orang yang menafkahinya. Perempuan yang berstatus janda seperti igtu termasuk ke dalam golongan dhuafa yang patut dibantu.

6. Muallaf

Muallaf atau orang yang baru memeluk Islam juga termasuk ke dalam golongan orang dhuafa. Meskipun secara fisik dan ekonomi mereka mencukupi, namun mereka bisa jadi lemah dari sisi keimanan dan sosialnya.

Hal itu dikarenakan tidak sedikitnya orang muallaf yang ditinggalkan dan bahkan dikucilkan oleh keluarganya karena pilihannya memeluk Islam. Karena itu, mereka juga memerlukan bantuan baik berupa materi maupun non-materi.

7. Korban Bencana

Korban bencana bisa masuk ke dalam kaum dhuafa, hal itu dikarenakan mereka kehilangan banyak harta benda, tempat tinggal, berbagai hal yang dimilikinya. Untuk itu, para korban bencana termasuk kaum dhuafa yang lemah secara finansial, fisik, dan juga psikis karena bencana yang menimpa diri dan keluarganya.

Baca Juga: RPK Bagikan Paket Bantuan Kepada Dhuafa di Jonggol

Hadits Tentang Anjuran Menyantuni Dhuafa

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memperhatikan kaum dhuafa. Dalam hal ini, memerhatikan atau membantu kaum dhuafa menjadi salah satu syarat memperoleh kemudahan rezeki dan pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersaba:

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ،  فَإِنَّمَا  تُرْزَقُوْنَ  وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ (رواه أبو داود)

“Dari Abu Darda’ ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Abu Dawud)

Memerhatikan dhuafa menjadi bagian penting dari kehidupan seorang Muslim. Tidak diperkenankan orang yang berkecukupan memandang sebelah mata terhadap mereka yang kurang beruntung dalam segi ekonomi, kedudukan ataupun status sosialnya.

Terlebih jika malah membiarkannya berada dalam kesulitan, hal tersebut menjadi salah satu aspek atau indikatir dari kelemahan iman yang ada dalam dirinya. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مَا آمَنَ بِى مَنْ بَاتَ شَبْعَانٌ وَ جَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَ هُوَ يَعْلَمُ (رواه الطبراني)

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangga yang di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya.” (HR. at-Thabrani)

Membantu kaum dhuafa merupakan salah satu tugas kita sebagai makhluk sosial, tentunya dengan cara dan kemampuan yang ada dalam diri kita. Kita bisa membantu mereka dengan harta kekayaan, jabatan dan kekuasaan, serta ilmu pengetahuan yang dimiliki.

Baca Juga: Santunan Kaum Dhuafa di Jonggol Berjalan Lancar dan Sukses

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memerhatikan dhuafa menjadi salah satu penyebab datangnya pertolongan Allah. Pertolongan tersebut datang atas doat ulus dan ikhlas yang terucap dari lisan mereka kepada orang yang membantu mereka. Dan mendapatkan doa mereka merupakan keberuntungan bagi kita.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الْأُمَّةُ بِضَعِيْفِهَا: بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلَاتِهِمْ، وَإِخْلَاصِهِمْ (رواه الترمذي)

“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini sebab orang-orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan doa, shalat dan keikhlasan mereka.” (HR. at-Tirmidzi)

Semoga kitra senantiasa diberikan kemudahan dan keberkahan rezeki sehingga sebagian dari rizki kita dapat disedekahkan untuk kaum dhuafa. Dan sedekah yang kita berikan Insyaallah akan menjadi magent rezeki di dunia sekaligus menjadi bekal untuk kehidupan akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *