Ramadhan Bulan Al-Qur’an – Al-Qur’an memiliki hubungan erat dengan bulan suci Ramadhan. Sebagai bulan yang istimewa, penuh rahmat, berkah dan maghfiroh, Ramadhan menjadi bulan diturunkannya kitab yang mulia kepada nabi yang mulia (Nabi Muhammad SAW) di malam yang  mulia (malam al-Qadar) serta bulan yang mulia.

Al-Qur’an merupakan kalamullah dan menjadi sumber hukum islam. Kemudian Al-Qur’an juga memiliki fungsi sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi seorang muslim. Ia akan menjadi pembeda antara yang benar dan salah. Segala sesuatu dari yang kecil sampai yang besar telah diatur dalam Al-Quran.

Menyibukan diri bersama Al-Qur’an merupakan kebutuhan dan kewajiban bagi seorang muslim serta menjadi ibadah paling utama. Apalagi ketika seseorang menyibukan diri dengan Al-Qur’an di bulan Ramadhan, membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan menjadi amalan yang paling utama setelah ibadah puasa.

Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kedekatan diri bersama Al-Qur’an. Selain karena pahalanya berlipat ganda, pada bulan ini hampir seluruh umat islam yang menjalankan ibadah puasa berusaha sekuat mungkin untuk terus meningkatkan interaksinya dengan Al-Qur’an. Hal tersebut menjadi kebiasaan baik yang akan membentuk seorang muslim untuk terus memperbanyak interaksinya dengan Al-Qur’an.

Pada bulan Ramadhan, rasulullah lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qura’n dibandingkan bulan-bulan lainnya. Bahkan, malaikat jibril pun turun langsung untuk me-murajaah dan mengecek langsung bacaan Rasulullah.

Para sahabat juga demikian, mereka berlomba-lomba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Ada yang mengkhatamkannya sehari seklali, ada juga yang mengkhatamkannya tiga hari sekali, sepuluh hari sekali dan ada juga yang mengkhatamkannya sepekan sekali.

Memperbanyak waktu untuk membaca Al-Qur’an merupakan salah satu anjuran dari Rasulullah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban Rasulullah SAW pernah berpesan kepada Abu Dzar agar senantiasa membaca Al-Qur’an, ”Hendaklah engkau membaca Al-Qur’an, karena itu akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan tabungan bagimu di langit.” (HR Ibnu Hibban).

Dalam membaca Al-Qur’an tentunya kita dianjurkan untuk membacanya dengan tartil dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Dalam hal ini, umat islam disunahkan untuk menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan dalam membaca Al-Quran.

Rasulullah ketika membaca Al-Quran, ia selalu membacanya dengan tartil dan tidak terburu-buru, memperjelas huruf per huruf serta membacanya ayat demi ayat. Tatkala beliau menemukan ayat-ayat do’a maka beliau akan berdo’a, menemukan ayat istighfar maka beliau akan beristighfar dan ketika beliau menemukan ayat-ayat sajdah maka ia akan bersujud. Demikianlah cara rasulullah ketika membaca Al-Quran.

Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat bagi umat islam untuk meningkatkan interaksinya dengan Al-Qur’an. Dimana interaksi tersebut tidak hanya dilakukan dengan cara membacanya saja, melainkan dengan memahami sedikit demi sedikit kandungan yang terdapat didalamnya serta mengamalkannya dalam kehidupan.

Dengan meningkatnya interaksi bersama Al-Qur’an di bulan Ramadhan, seorang muslim diharapkan terus dekat bersama Al-Quran setelah Ramadhan berakhir serta mengimani dan memahami apa yang dikabarkan, diperintahkan dan juga dilarang oleh Allah SWT dalam Al-Quran.

Baca Juga : Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Manusia

Kemudian, dengan keimanan dan pemahaman tersebut, diharapkan hal itu dapat menjadi kekuatan yang dahsyat dalam diri umat islam untuk terus berupaya mematuhi apa saja yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT.

Dengan demikian, dibulan yang penuh berkah ini mari kita jadikan sebagai kesempatan untuk kembali membuka lembaran-lembaran Al-Qur’an. Menghiasi waktu-waktu kita dengan membaca, merenungi serta memahami isi dan kandungan Al-Qur’an dan kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan baik dibulan Ramadhan maupun bulan-bulan setelah Ramadhan.