Tahun baru islam 1 Muharram 1442 H. akan jatuh pada kamis 20 Agustus 2020. Dalam Islam, bulan muharram merupakan bulan pertama dalam kalender hijriah. Selain itu, bulan Muharram juga merupakan bulan yang bersejarah dalam islam serta memiliki banyak keutamaan didalamnya.
Penanggalan islam atau yang disebut dengan kalender Hijriah berbeda dengan penanggalan masehi, dimana penanggalan hijriah berpatokan pada rotasi bulan sehingga sering juga disebut dengan tahun Qamariah, Selanjutnya penanggalan masehi berpatokan pada rotasi matahari sehingga disebut dengan tahun Syamsiah.
Setahun dalam kalender hijriah biasanya 354 hari, sebelas atau duabelas hari lebih pendek dibanding pada kalender Masehi yang berjumlah kurang lebih 365 hari dalam setahun.
Sejarah Kalender Hijirah
Menurut para ulama ahli tarikh yang masyhur, “Kalender islam” secara resmi dimulai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. pada tahun ke-17 Hijriah. Dimana pada mulanya hal itu terjadi ketika Umar bin Khattab ra. menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari ra. tanpa disertai hari dan tanggal dalam surat tersebut.
Hal itu menyulitkan Umar untuk menyeleksi surat mana yang harus diurusianya terlebih dahulu, sebab sebelumnya ia tidak menandai mana surat yang lama dan mana surat yang baru. berdasarkan hal tersebut, Umar bin khattab mengadakan musyawarah dengan orang terpandang yang terdiri dari para sahabat nabi saw. dan para hali untuk membicarakan tentang penanggalan atau tarikh islam.
Musyawarah yang diselenggarakan tersebut menghasilkan beberapa pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan sebagai patokan memulai penanggalan dalam islam, diantaranya tahun kelahiran Nabi Muhammad saw., tahun pengangkatan nabi menjadi rasul, tahun wafatnya dan tahun ketika nabi saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Di antara pilihan tersebut, akhirnya disepakati bahwa penanggalan islam dimulai pada dari tahun Hijrahnya nabi dari Mekkah ke Madinnah. yaitu awal tahun Hijriah. Hal itu sesuai dengan usulan Ali bin Abi Thalib.
Ada beberapa alasan kuat yang menjadi dasar pengambilan peristiwa Hijrah Nabi ke Madinah antara lain :
1. Hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah memiliki nilai historis yang lebih dalam sejarahy perjalanan dakwah Islam.
2. Islam mulai mencapai kejayaan yang gemilang setelah hijrah ke madinah, berbeda dengan sebelumnya, dimana umat islam selalu menjadi golongan yang tertindas dan disiksa oleh kaum muslimin.
3. Madinah merupakan kota yang menjadi dasar terbentuknya negara islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri.
Dengan melihat sejarah hijrah tersebut, diharapkan kaum muslimin dapat mengenang peristiwa yang teramat penting ini, peristiwa yang didalamnya terdapat perjuangan gigih dan pengorbanan tenaga, jwa, harta serta keluarga tercinta Rasulullah beserta para sahabatnya dalam menegakan islam. selain itu, Peristiwa hijrah juga bisa disebut masa awal membangun kekuatan islam.
Adapun alasan kenapa bulan Muharram dijadikan sebagai bulan awal dalam penanggalan Hijriah yakni untuk semata-mata memandang bahwa Muharram merupakan bulan dimana nabi mula-mula berniat untuk hijrah ke Madinah, meskipun pada pelaksanaannya hijrah dimulai pada akhir bulan Shafar, dan rasul saat itu keluar dari Gua Tsur (tempat persembunyiannya) pada tanggal 2 Rabiul Awwal. Menurut al-Mas’udi, Rasulullah memasuki Madinah tepat pada malam hari 12 Rabiul Awwal.
Kemuliaan Bulan Muharram
“Muharram merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijirah. Pada intinya Muh”arram memiliki makna ‘diharamkan’ atau ‘dipantang’, yaitu bulan dimana Allah swt. melarang umat muslim untuk melakukan peperangan atau pertumpahan darah. selain itu bulan muharram juga termasuk kedalam “Asyhurul Hurum (bulan-bulan haram)”. Sebagaimana Firman Allah swt. sebagai berikut.
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertakwa,” (Q.S At-Taubah [9]: 36).
Adapun yang dimaksud empat bulan haram diatas ialah, Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan haram merupakan bulan yang lebih istimewa dibanding dengan bulan-bulan lain, Kecuali Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban,” (HR Bukhari dan Muslim).
Mengenai kemuliaan Bulan Muharram Imam Ibnu Katsir berkata “Bulan Muharam termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah. Oleh karena itu, jika seseorang berbuat dosa pada bulan-bulan itu akan lebih besar dan lebih jelas balasannya dari pada bulan-bulan yang lain, laksana maksiat di tanah haram juga akan berlipat dosanya, sebagaimana firman Allah :
”Dan siapa yang bermaksud di dalamnya malakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (QS. Al-Hajj: 25)
Karena bulan Muharram merupakan bulan yang diagungkan serta bulan yang mulia, sudah sepatutnya kita mengisinmya dengan berbagai amal shaleh serta meningkatkannya. Sebab, pada bulan-bulan haram amal shaleh yang dikerjakan pahalanya akan Allah lipat gandakan. Kemudian kita juga dianjurkan untuk menghindari berbagai dosa-dosa baik yang disengaja atau tidak, sebab pada bulan ini, selain amal baik yang pahalanya dilipatgandakan dosa juga dilipatgandakan.
Yuk kita isi bulan yang mulia ini dengan bersyukur dan mengerjakan amal-amal shaleh seperti shalat sunnah, tilawah, puasa sunnah dan sedekah. Yayasan Rahmatan Lil-Alamin Jakarta Timur membuka kesempatan bagi sahabat untuk menunaikan sedekah terbaiknya pada bulan ini. Untuk Info selengkapnya hubungi kami.
