fbpx

Table of Contents

Tiga Nasihat Ibnu Abbas – Abdullah bin Abbas atau dikenal Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat Nabi yang juga merupakan putra paman Nabi yakni Abbas bin Abdul Muthallib.

Abdullah bin Abbas lahir pada tahun 619 M, adapun penggunaan nama Ibnu Abbas digunakan untuk membedakan dengan nama Abdullah yang lain.

Ibnu Abbas dijuluki sebagai al-Bahr yang memiliki arti lautan ilmu. Ia telah meriwayatkan banyak hadits. Beliau juga adalah seorang mufasir yang hebat, pada masanya Ia dijuluki sebagai ahli tafsir terbaik.

Disebutkan bahwa keahliannya dalam bidang ilmu tafsir merupakan berkah atas doa yang dipanjatkan Rasulullah untuknya, berikut adalah bunyi doa Rasulullah untuk Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim.

“Yaa Allah, berilah pemahaman tentang urusan agama dan berilah ilmu kepadanya (Ibnu Abbas) tentang takwil.”

Tiga Nasihat Ibnu Abbas
Ibnu Abbas dikenal sebagai ahli tafsir Al-Quran terbaik pada masanya. (Foto: Unsplash/faseeh-Fawaz)

Sebagai sahabat Nabi yang menguasi ilmu tafsir dan telah meriwayatkan banyak hadits Nabi, berikut adalah tiga nasihat Ibnu Abbas dikutip dari laman Republika.

Jaga Lisan

Dr Umar Abdul al-Kafi dalam kitabnya, Afaatu al-Lisaan merangkum sejumlah nasihat yang pernah disampaikan oleh Ibnu Abbas. Pertama, Ibnu Abbas mewasiatkan jamaah agar selalu menjaga lisan, jangan sampai perkataan yang keluar dari mulut tidak berfaedah. Akan jauh lebih baik lagi jika ucapan tersebut mengandung hikmah dan ilmu yang bermanfaat.

Dalam menjaga lisan, hendaklah seorang mukmin  berbicara dengan intonasi yang baik, serta mengutamakan tutur kata yang baik dan sopan.

Begitu juga dalam berdiskusi atau musyawarah, seorang muslim hendaklah menghindari argumentasi atau bantahan yang disertai dengan bahasa kasar. Ibnu Abbas mengingatkan jamaahnya tentang surat an-Nahl ayat 125 dalam berkata dan menyerukan kebaikan.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

Pandai Menjalin Persaudaraan

Ibnu Abbas memberikan wejangan pada jamaahnya, agar menjadi seorang muslim yang pandai dalam menjalin pertemanan dan persahabatan. Artinya, seorang muslim harus senantiasa bergaul dengan akhlak yang baik, menghormati orang lain sebagaimana diri sendiri ingin dihormati orang lain dengan cara yang baik.

Hal demikian telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang mana beliau mampu menghadirkan keamanan, kenyamanan, dan kebahagiaan pada siapa pun yang berada di sekelilingnya.

Rasulullah juga telah mencontohkan agar tidak memotong pembicaraan orang lain hingga selesai berbicara. Adapun ketika ada seseoang yang berperilaku kurang berkenan atau keterlaluan, beliau memutuskan pembicaraan dengan melarangnya berbicara atau berdiri dan kemudian berpaling meninggalkannya.

Introspeksi Diri

Ibnu Abbas juga memberikan petuah pada jamaahnya. Ia meminta kepada mereka agar memohon kepada keluarga atau teman-teman terdekat untuk mengingatkan, apabila diri terdapat kesalahan.

Manusia sendiri pada umumnya tak pernah luput dari khilaf dan dosa, dengan demikian ia memerlukan orang sekitar sebagai pengingat yang terbaik untuk dirinya.

Baca Juga: Shalat Dhuha Sebagai Cara Terbaik untuk Bersyukur

Lebih dari itu, akan jauh lebih baik apabila nasihat atau pengingat tentang kekurangan diri itu disampaikan secara personal, jauh dari pendengaran dan penglihatan khalayak luas.

Saling mengingatkan seperti itu dapat menjadikan seseorang menyadari kekurangan diri dan kesalahannya yang kemudian menimbulkan dorongan untuk saling memaafkan. Introspeksi diri sendiri menurut Ibnu Abbas merupakan salah satu cara untuk merawat silaturahmi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *