fbpx

Table of Contents

Peningkatan kasus positif Covid-19 di sejumlah wilayah mengharuskan pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid 2, kebijakan ini diambil tentunya untuk mengurangi dan mengendalikan penularan Virus yang sampai hari ini belum ditemukan vaksin yang tepat untuk menjadi penawar virus tersebut.

Pemberlakuan PSBB tentunya berdampak bagi para pekerja, dimana mereka harus melakukan kembali WFH (Work From Home). Berbicara mengenai Work From Home pasti ada kekurangan dan kelebihannya, akan tetapi disamping itu kita semua harus ikhlas dan disiplin dalam menjalani guna kemaslahatan bersama.

Meskipun semua urusan pekerjaan dilakukan dirumah baik itu tugas kantor sampai dengan melakukan meeting bersama atasan ataupun klien lainnya, hal tersebut tidak bisa menghindarkan diri kita dari kelelahan, bekerja dari rumah bahkan di prediksi lebih melelahkan terlebih ketika kita harus melakukan meeting menggunakan aplikasi video bersama seperti zoom, skype, google meet dan lain sebagainya.

Jika dipikir-pikir lagi, ngantor dari rumah lebih mudah dan bisa juga disela dengan rebahan atau istirahat ketika mengalami rasa lelah. Tapi kenapa ketika kita melakukan meeting menggunakan aplikasi video bersama rasanya lebih melelahkan dibanding meeting di kantor? Nah, Tahukah sahabat kelelahan tersebut disebut dengan Zoom Fatigue.

Rosdiana Setyaningrum, Selaku Center Director MS School dan Wellbeing Center menyebutkan bahwa Zoom Fatigue adalah perasaan lelah, gelisah, atau cemas dalam menghadapi kegiatan video conferencing. Hal tersebut tidak hanya terbatas pada aplikasi zoom, melainkan seluruh aplikasi.

Selanjutnya Rusdiana juga menambahkan bahwa Zoom Fatigue bukanlah gangguan psikologi, akan tetapi jika berkepanjangan dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental. Selain itu, Zoom Fatigue juga disinyalir dapat mengakibatkan seseorang mengalami kelelahan mental.

Seorang anggota Dewan Pimpinan American Psychological Association (APA) Brian Wind, PHD memaparkan kenapa online meeting lebih melelahkan daripada meeting secara langsung hal itu dikarenakan kita harus bekerja lebih keras untuk menafsirkan komunikasi non-verbal.

“Saat kita berinteraksi dengan orang secara langsung, kita tidak hanya mendengarkan suara mereka dan melihat wajah mereka. Hal tersebut membuat kita harus menangkap isyarat sosial, seperti gerakan tangan, tubuh dan bahkan energi seseorang” ungkap brian yang juga seorang profesor di Fakultas Psikologi Universitas Vanderbilt.

Jadi ketika otak memproses komunikasi non-verbal tersebut menurut Brian, otak kita harus bekerja lebih keras lagi. Istilahnya kerja otak menjadi double sehingga akhirnya memicu stres dan menghabiskan banyak energi, terlebih ketika meeting online dilakukan dalam durasi waktu yang cukup lama.

Cara Mengatasi Zoom Fatigue

“Zoom Fatigue” merupakan salah satu kendala dan ujian bagi seseorang yang melangsungkan WFH, akan tetapi perlu kita ketahui bahwa disetiap kendala pasti disana aka nada yang namanya solusi, berikut adalah cara mengatasi atau menghindari Zoom Fatigue.

  1. Persiapkan Mindset

Bekerja dari rumah bisa menjadikan kita lebih produktif dari biasanya. Sadari dan prioritaskan mana yang bisa kita lakukan sebagai bagian dari kehidupan, dan jika ada kesulitan jangan segan untuk meminta bantuan.

  1. Persiapan Meeting

Persiapan yang baik pasti akan menghasilkan sesuatu hal yang baik. Dalam hal ini siapkan agenda meeting dengan spesifik, undanglah peserta yang relevan dengan topik dan agenda serta batasi durasi meeting seefektif mungkin. Disamping itu atur pencahayaan dan tempat dengan rapi dan senyaman mungkin.

  1. Hindari muti tasking

Silent HP dan fokuslah pada penyelesaian tugas kerja, atur waktu sebaik dan seefektif mungkin.

  1. Disiplin dalam berpakaian

Gunakan pakaian kerja lengkap (tidak hanya tasan) saat bekerja dan baju rumah saat selesai jam kerja. Penampilan atau pengenaan pakaian yang berbeda akan memudahkan kerja otak untuk menyesuaikan diri dengan mindset yang relevan.

  1. Belajar skill komunikasi online

Ada sebuah istilah yang mengatakan bahwa “orang yang menang adalah dia yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan”, lakukanlah latihan online comunication, sebab seperti komunikasi yang lain, komunikasi berbasis online juga membutuhkan keterampilan khusus.


Sedekah dari rumah di Yayasan Rahmatan Lil-Alamin Jakarta Timur.

Klik disini untuk bersedekah bersama kami.