fbpx

Table of Contents

Rahmatanlilalamin.or.id – Selain merupakan salah satu rukun islam, ibadah puasa memiliki banyak keistimewaan. Diantara keistimewaannya puasa ialah sebagai perisai di dunia dan akhirat bagi siapa saja yang dengan ikhlas dan ridha menunaikannya.

Sebagai perisai di dunia dan akhirat, ibadah puasa harus dijalani dengan kesabaran yang ekstra. Seorang muslim harus memperkuat diri agar mampu menjaga dari beragam hal yang membatalkan sahnya puasa atau menggugurkan pahalanya.

Untuk meraih kesempurnaan ibadah puasa, fisik yang kuat dan jiwa yang bersih menjadi modal penting yang perlu dirawat dan ditumbuhkan. Hal itu karena pada saat berpuasa seorang muslim diwajibkan untuk menahan haus dan dahaga serta perbuatan maksiat dan negatif sangat dilarang. Selain menambah dosa, perbuatan maksiat dan negatif pada saat puasa dapat juga menggugurkan pahala puasa.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ

“Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan kutipan hadits diatas, yang dimaksud puasa sebagai perisai ialah puasa akan menjadi pelindung bagi orang yang melaksanakannya baik di dunia maupun di akhirat.

Puasa Sebagai Perisai di Dunia

Puasa sebagai perisai di dunia dan akhirat
(Foto: Canva)

Ibadah puasa seperti disebutkan sebelumnya akan menjadi perisai bagi seorang muslim yang mengerjakannya. Saat di dunia, puasa akan melindungi seorang hamba dari mengikuti godaan syahwat dan maksiat yang dilarang selama menjalankan ibadah puasa. Rasulullah SAW bersabda:

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, orang yang berpuasa tidak boleh membalas perbuatan orang lain yang menganiaya dirinya dengan balasan yang serupa. Selanjutnya, seorang muslim dianjurkan untuk membalas orang yang mencela atau menghina dirinya dengan mengatakan “Aku sedang berpuasa.”

Selain itu, saat berpuasa juga seorang muslim dianjurkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Sebab, memperturutkan hawa nafsu dapat menyebabkan dirinya jatuh ke dalam dosa.

Puasa Sebagai Perisai di Akhirat

Puasa sebagai perisai di dunia dan akhirat
(Foto: Canva)

Adapun pada kehidupan di alam akhirat, puasa yang dikerjakan seorang muslim akan menjadi pelindung dan penghalang seorang muslim dari siksa api neraka. Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R. Ahmad, shahih).

Menjaga Kualitas Ibadah Puasa

Puasa sebagai perisai di dunia dan akhirat
(Foto: Canva)

Sebagai perisai, ibadah puasa hendaknya dijaga kualitasnya oleh seorang muslim dengan meninggalkan segala perbuatan yang diharamkan di tidak berfaedah.

Orang yang berpuasa dituntut untuk menjaga kualitas puasanya dengan menghiasi diri dengan amal shaleh dan akhlak yang mulia serta menjauhi maksiat dan akhlak tercela. Hal demikian akan menjadikan seseorang mampu memetik manisnya puasa dan memperoleh ampunan-Nya.

Baca Juga: Agar Puasa Tak Sekedar Menahan Haus dan Lapar Saja

Selain itu, orang yang berpuasa juga dianjurkan agar tidak hanya fokus pada perkara yang membatalkan sahnya puasa saja. Akan tetapi ia juga sangat perlu untuk memperhatikan perbuatan buruk dan sia-sia agar mampu menjauhi dan meninggalkannya sehingga kualitas ibadah puasanya terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *